Selasa, 16 Juni 2009

MAHABBATULLAH

Cinta. Sesungguhnya cinta itu fitrah. Jika kehidupan didasari cinta, pasti akan terasa lebih indah. Tetapi, kita mesti berhati-hati jika cinta itu diliputi syahwat. Suatu saat pasti akan menjadi racun.
Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya kita menjadikan cinta terhadap Allah swt di atas segala-galanya, yang tersirat dalam firman Allah swt di dalam QS At-Taubah : 24.

Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”

Cinta memang suatu anugerah yang diberikan Allah swt kepada hamba-Nya, seperti yang Allah swt sampaikan melalui firman-Nya :

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” QS Ali Imran : 14

Tetapi, jangan sampai cinta terhadap keluarga melalaikan kita terhadap Allah.

HAKIKAT CINTA

1. Cinta berdasarkan syariat
Cinta yang didasari oleh syariat akan memunculkan keimanan dan cinta terhadap Allah swt berada di atas cinta terhadap manusia dan harta.


2. Cinta berdasarkan ghoiru syariat
Cinta yang didasari oleh ghoiru syariat (bukan syariat) akan memunculkan syahwat dan tidak meletakkan cinta terhadap Allah swt diatas segalanya. Sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan, cinta tersebut akan menjadi racun bagi diri yang memilikinya dan akan membawa manusia pada kehancuran.


Ada baiknya jika kita melakukan muhasabah dalam rangka mengoreksi diri apakah cinta yang kita miliki terhadap keluarga didasari oleh syahwat.


TANDA-TANDA CINTA (AL’ALAMAH AL HUB)

1. Senantiasa ingat (Kasrah adzdzikr)
Jika kita mencintai seseorang, maka kita akan senantiasa mengingatnya, selalu merinduinya, berdebar jika bertemu, merasa tentram jika bersamanya dan menyebut namanya saja terasa indah, menyenangkan hati dan membuat kita selalu tersenyum.
Demikian juga jika kita mencintai Allah swt. Bahkan kita dapat merasakan lebih dari itu semua. Kita senantiasa mengingat-Nya dalam setiap langkah dan hembusan napas kita. Kita akan selalu rindu untuk selalu sujud, berdialog dengan-Nya dan membaca ayat-ayat-Nya. Hati kita akan bergetar jika mendengar nama-Nya. Kita akan merasa tentram dalam suka maupun duka. Dan kita akan selalu tersenyum jika meyakini bahwa Allah menyayangi setiap hamba-Nya.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa mengingat Allah swt, sehingga kita dapat merasakan berdiri di atas podium yang terbuat dari mutiara di akhirat kelak. Amin...
Dalam surat Al-Anfal : 2, Allah swt berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah kuat imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.”

2. Kagum (Al’ijab)
Cinta terhadap seseorang biasanya diawali oleh rasa kagum. Sesungguhnya kekaguman yang mutlak kita berikan hanyalah kepada Allah swt.


3. Ridho (Ar ridho)
Ridho lebih tinggi maknanya dari ikhlas, kerelaan yang muncul dari hati kecil yang paling dalam. Cinta seorang mukmin lahir dari ketulusan imannya kepada Allah swt. Apapun keadaan yang dialaminya baik senang maupun susah, dia akan ridho menerimanya.

1 komentar:

AzkiaJihan mengatakan...

Semoga kita bisa me-manage cinta kia seperti yang diinginkan-Nya ya...